Minggu, 20 Maret 2016

Kamu, Iya Kamu



Kamu, iya kamu
Datang jadi pendengarku

Ketika telinga lagiku butuh
Siap dengar setiap keluh


Kamu, iya kamu
Penasihat terbaikku
Saat diri ini bertindak liku

Kritik saranmu tulus untukku

Kamu, iya kamu
Bagai ibuku

Memperhatikan dan merawatku
Ketika raga ini melayuh

Kamu, iya kamu

Bagai ayahku
Berusaha ikhlas selalu
Menggoreskan senyum dibibirku


Kamu, iya kamu
Dengan bejalannya waktu
Kita tak selalu bersatu
Namun ingat, jiwa kita satu

Kamu, iya kamu
Suatu saat nanti, aku pasti rindu

Rindu saat pertama jiwa itu menyatu
Rindu karena telah sibuk satu persatu

Kamu, iya kamu
Bermasa depan bagaimanapun
Semoga perjuangan menjangkau mimpimu
Pengorbanan terganti indahnya senyum bahagiamu

Kamu, iya kamu
Terimakasih, telah hadir dalam hidupku
Semoga kelak kembali bertemu
Di tempat yang tak habis oleh waktu


 
         Goresan pena sederhana yang dapat disebut puisi ini, sengaja saya tulis untuk mereka. Mereka yang telah menemani hari-hari dimana saya tak mempunyai sanak saudara di perantauan ini. Akan tetapi, Allah mengirim mereka untuk hadir di hidup yang dibilang, ini sementara. Namun, saya berharap kasih sayang dan persaudaraan ini tetap kekal selamanya. Aamiin.. 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus kaka.. diajarin dong dedeknya.. :)

Ami mengatakan...

Ayo, belajar nulis bareng :D

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar