Kamu, iya kamu
Datang jadi pendengarku
Ketika telinga lagiku butuh
Siap dengar setiap keluh
Kamu, iya kamu
Penasihat terbaikku
Saat diri ini bertindak liku
Kritik saranmu tulus untukku
Kamu, iya kamu
Bagai ibuku
Memperhatikan dan merawatku
Ketika raga ini melayuh
Kamu, iya kamu
Bagai ayahku
Berusaha ikhlas selalu
Menggoreskan senyum dibibirku
Kamu, iya kamu
Dengan bejalannya waktu
Kita tak selalu bersatu
Namun ingat, jiwa kita satu
Kamu, iya kamu
Suatu saat nanti, aku pasti rindu
Rindu saat pertama jiwa itu menyatu
Rindu karena telah sibuk satu persatu
Kamu, iya kamu
Bermasa depan bagaimanapun
Semoga perjuangan menjangkau mimpimu
Pengorbanan terganti indahnya senyum bahagiamu
Kamu, iya kamu
Terimakasih, telah hadir dalam hidupku
Semoga kelak kembali bertemu
Di tempat yang tak habis oleh waktu
Goresan pena sederhana yang dapat disebut puisi ini, sengaja saya tulis untuk mereka. Mereka yang telah menemani hari-hari dimana saya tak mempunyai sanak saudara di perantauan ini. Akan tetapi, Allah mengirim mereka untuk hadir di hidup yang dibilang, ini sementara. Namun, saya berharap kasih sayang dan persaudaraan ini tetap kekal selamanya. Aamiin..
2 komentar:
bagus kaka.. diajarin dong dedeknya.. :)
Ayo, belajar nulis bareng :D
Posting Komentar