Sumber
Gambar: anizanedu3103mab.blogspot.com
A.
Perhatian
dan Motivasi
Perhatian itu
penting, tidak aka nada belajar jika tanpa perhatian. Peserta didik
memperhatikan bahan belajar sesuai dengan kebutuhan. Jika ia merasa butuh maka
ia akan memperhatikan dan termotivasi untuk mempelajari bahan belajar tersebut.
Motivasi
adalah tenaga untuk menggerakkan aktivitas seseorang. Motivasi pun ada
kaitannya dengan minat. Orang yang berminat
ia akan memperhatikan sehingga
muncul motivasi untuk mempelajari
suatu bahan belajar.
B.
Keaktifan
John
Dewey mengatakan bahwa belajar merupakan menyangkut apa yang harus dikerjakan
oleh peserta didik sendiri, maka inisiatif untuk belajar harus datang dari
peserta didik tersebut. Pendidik hanya sebagai pembimbing atau pengarah.
Mc.
Keachie menyatakan bahwa indiviru adalah manusia belajar yang aktif selalu
ingin tahu. Aktif yang dimaksud yaitu aktif fisik (mudah diamati) dan psikis
(sulit diamati). Aktif fisik misalnya membaca, menulis, sedangkan aktif psikis
misalnya membedakan konsep 1 dengan konsep lainnya dan keaktifan yang sulit
diamati lainnya.
C.
Keterlibatan
Langsung
Edgar
perpendapat, belajar yang paling baik adalah menjalaninya langsung. Siswa tidak
sekedar hanya mengamati tetapi ia harus menghayati dan terlibat langsung dalam
pembuatan dan bertanggungjawab atas hasilnya. Contoh belajar membuat tempe,
peserta didik tidak hanya sekedar mengamati tetapi harus praktik untuk membuat
tempe, agar ia benar-benar paham bagaimana cara membuat tempe yang baik.
D.
Pengulangan
Berdasarkan
Teori Daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia. Daya
tersebut antara lain mengamati, menganggap, mengkhayal, merasakan, berfikir,
dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya tersebut akan
berkembang. Bagaikan pisau yang terus diasah maka akan semakin tajam.
Teori
koneksionisme (Thordike) menyatakan bahwa belaar adalah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon, serta pengulangan terhadap pengalaman dapat memperbesar
timbulnya respon yang bnar.
E.
Tantangan
Berdasarkan
Teori Medan menurut Kurt Lewin, siswa belajar dalam suatu medan. Siswa atau
peserta didik yang belajar pasti mempunyai tujuan. Akan tetapi, dalam belajar
pasti ada hambatan saat mempelajari bahan belajar tersebut. Maka timbullah
motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar.
Dapat
disimpulkan bahwa, belajar adalah berusaha untuk mengatasi hambatan untuk
mencapai tujuan. Agar timbul motif yang kuat pada peserta didik, maka bahan
belajar harus menantang.
F.
Balikan
dan Penguatan
Teori
belajar Conditing menurut BF. Skinner
yang merupakan kunci dari Low effect-nya
Thordike yaitu hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika disertai
dengan perasaan puas. Jika suatu perbuatan menimbulkan efek baik, maka
perbuatan tersebut cenderung untuk diulang. Misalnya, peserta didik akan
belajar lebih giat dan semangat jika ia mengetahui bahwa mendapat hasil (nilai)
baik. Hal tersebut akan menumbuhkan penguatan baginya.
Penguatan
ada dua macam, penguatan positif dan negatif. Contoh dari penguatan positif
adalah ketika peserta didik mendapat nilai baik, ia akan lebih giat belajar
agar mendapatkan nilai baik lagi. Contoh penguatan negative adalah ketika
peserta didik mendapat nilai kurang baik, ia lebih giat lagi dalam belajarnya
karena ingin mendapat nilai yang baik.
G.
Perbedaan
Individu
Peserta didik
merupakan individu yang berbeda seperti perbedaan intelegensi, minat, bakat,
hobi, tingkah laku, sikap, berdasarkan latar belakang keudayaan, ekonomi,
sosial dan keadaan orangtuanya. Pendidik harus mampu memahami hal tersebut.
Peserta didik
berkembang sesuai kemampuannya masing-masing, tempo perkembangannya juga
berbeda-beda. Pendidik harus dapat memberi materi pelajaran sesuai temponya.
Perbedaan individu tersebut berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta
didik.
Prinsip Umum Pembelajaran di atas merupakan salah satu tugas saya pada matakuliah Metode Pembelajaran PLS (UM) semester 4. Semoga bermanfaat bagi yang memerlukan.
Salam semangat..
Salam semangat..
0 komentar:
Posting Komentar